ILMU BUDAYA DASAR
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kami
akal, budi, dan pikiran yang kemudia berguna untuk kehidupan kami, khususnya
dalam pembuatan makalah “Pengaruh Budaya Asing terhadap Budaya Lokal di
Indonesia” ini. Sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Tak lupa juga kami ucapkan terima
kasih banyak kepada, Orang tua, Dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Budaya Dasar,
serta teman-teman yang secara tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar dan juga diharapkan kelak kemudian dapat berguna dan
bermanfaat untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang pengaruh-pengaruh
budaya asing terhadap budaya lokal ini. Saya menyadari masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi dapat menyempurnakan pembuatan makalah-makalah yang akan
datang dikemudian hari.
Bab I
Pendahuluan
Makalah tentang Pengaruh Budaya Asing
Terhadap Budaya Lokal di Indonesia : Pengertian, Contoh - Kebudayaan suatu
negara atau wilayah tidak terbentuk secara murni. Artinya, kebudayaan bukan
hanya merupakan hasil interaksi dalam masyarakat, namun juga telah terpengaruh
dan bercampur dengan unsur kebudayaan dari luar. Pengaruh budaya asing terjadi
pertama kali saat suatu bangsa berinteraksi dengan bangsa lain. Misalnya,
melalui perdagangan dan penjajahan. Dalam proses interaksi tersebut terjadi saling
memengaruhi unsur budaya antarbangsa. Pada awalnya, perhatian para sarjana
antropologi untuk memahami bagaimana unsur kebudayaan asing bisa masuk ke
Indonesia adalah melalui penelusuran sejarah mengenai kedatangan bangsa-bangsa
asing ke Indonesia yang bertujuan untuk melakukan kolonisasi. Pada masa
kolonial Belanda diterapkan sistem administrasi, seperti kelurahan, kawedanan,
desa, dan dusun yang sampai sekarang masih tetap berlaku. Pengaruh budaya asing
lainnya yang bersifat positif adalah budaya baca tulis yang mulai diterapkan
pada masyarakat di segala lapisan sosial. Budaya asing tidak harus selalu
diartikan budaya yang berasal dari luar negeri, seperti budaya barat. Namun,
tidak bisa disangkal bahwa budaya barat berupa makanan, mode, seni, dan iptek
memang telah banyak memengaruhi budaya masyarakat di Indonesia. Pada abad ke-
20 dan ke-21, pengaruh budaya asing di Indonesia dapat terlihat melalui
terjadinya gejala globalisasi. Dalam proses globalisasi terjadi penyebaran
unsur-unsur budaya asing dengan cepat melalui sarana teknologi, komunikasi,
informasi, dan transportasi.
1.1 Latar Belakang
Ø Faktor Sejarah
Indonesia terletak di antara dua
benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudra, Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik. Karena letak geografis tersebut, Indonesia terletak di
persimpangan jalan yang banyak disinggahi orang-orang asing. Akibatnya,
Indonesia banyak menerima pengaruh unsur kebudayaan asing, seperti dari India,
Cina, dan Eropa. Hubungan dengan masyarakat luar tersebut menyebabkan
bertambahnya keanekaragaman kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia terdiri
atas unsur kebudayaan asli, yaitu kebudayaan nenek moyang pada zaman prasejarah
dan unsur kebudayaan dari luar, seperti kebudayaan Hindu, Buddha, Islam, dan
Kristen. Itulah sebabnya, kebudayaan Indonesia banyak yang diwarnai budaya
asing. Misalnya, dalam gaya hidup, cara berpakaian, seni musik, dan seni tari.
Pengaruh Hindu sangat terasa dalam susunan negara dan pemerintah, terutama
mengenai kedudukan raja-raja pada zaman dahulu yang dianggap sebagai keturunan
dewa yang bersifat turun-temurun. Dengan masuknya Hindu, rakyat Indonesia dapat
belajar membaca dan menulis dengan huruf Palawa dan bahasa Sanskerta. Akibat
pengaruh Hindu dan Buddha maka seni bangunan candi berkembang pesat, seperti
dengan berdirinya Candi Borobudur, Prambanan, dan Mendut. Selain itu, agama
Islam juga banyak mempengaruhi masyarakat Indonesia. Hampir sebagian besar
penduduk Indonesia terpengaruh budaya Islam.Bahkan di daerah Aceh, Banten,
Cirebon, Demak, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Barat Islam berkembang pesat,
terutama pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa Eropa di samping
membawa pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi juga menyebarkan agama Kristen.
Dalam hidupnya, manusia memiliki naluri untuk mengembangkan daerah kekuasaannya
dengan melakukan migrasi atau perpindahan. Perpindahan tersebut berawal dari
upaya manusia memenuhi kebutuhannya yang berkaitan dengan mata pencahariannya.
Proses migrasi ini membawa dampak terhadap proses penyebaran kebudayaan dari
satu daerah ke daerah lain.Dengan adanya migrasi (perpindahan manusia dari
daerah satu ke daerah lain), maka terjadilah proses difusi, akulturasi,
asimilasi, dan penetrasi budaya. Menurut William A. Haviland, difusi adalah
penyebaran kebiasaan atau sistem adat istiadat dari kebudayaan yang satu kepada
kebudayaan yang lain. Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau
lebih di mana unsur-unsur budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak
hilang. Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses yang timbul apabila
sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan asli. Menurut Koentjaraningrat, asimilasi adalah proses
sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Selanjutnya sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan
masing-masing berubah menjadi kebudayaan campuran. Adapun penetrasi kebudayaan
adalah masuknya pengaruh kebudayaan asing yang sedemikian rupa, sehingga
menimbulkan perubahan kebudayaan secara besar-besaran dalam waktu yang relatif
singkat. Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra, memiliki
peluang terjadinya proses interaksi sosial dari berbagai bangsa sekaligus
membuka proses difusi atau penyebaran kebudayaan melalui jalur perdagangan,
baik lokal maupun antarnegara. Melalui perdagangan inilah terjadi kontak
kebudayaan antarsuku bangsa, baik suku-suku bangsa yang ada di Indonesia maupun
dari mancanegara.
1.2 Rumusan Masalah
Pada era globalisasi ini nilai-nilai
dan pemahaman terhadap budaya telah luntur. Masyarakat Indonesia telah
melupakan arti budaya bagi bangsa ini. Semakin hari keadaan bangsa kita semakin
kacau. Perilaku bangsa kita semakin jauh dari budaya-budaya yang telah
diterapkan dari jaman leluhur, bahkan cendrung tidak sesuai dan melenceng.
Padahal seharusnya kita harus mempertahankan eksistensi budaya dan jati diri
bangsa kita agar tidak terbawa arus pengaruh budaya bangsa lain. Dalam makalah
ini akan dibahas selanjutnya mengenai permasalahan :
1.
Bagaimana
pengaruh budaya asing terhadap sistem religi/kepercayaan bangsa Indonesia?
2.
Bagaimana
pengaruh budaya asing terhadap sistem pengetahuan bagi bangsa Indonesia?
3.
Bagaimana
pengaruh budaya asing terhadap sistem teknologi bagi bangsa Indonesia?
4.
Bagaimana
pengaruh budaya asing terhadap sistem kesenian yang ada di Indonesia?
5.
Bagaimana
pengaruh budaya asing terhadap bahasa Indonesia?
6.
Bagaimana
pengaruh budaya asing dalam era globalisasi?
1.3 Tujuan
dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan ini merupakan salah satu hal yang
menjadi acuan bagi penulis dalam pembuatan makalah. Adapun tujuan penulisan ini
selain untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk
mengetahui lebih dalam budaya-budaya yang ada di Indonesia di tengah maraknya
budaya asing pada era globalisasi seperti saat ini. Serta diharapkan pembaca
dapat mengambil pedoman dari nilai-nilai budaya lokal, sehingga bisa mengambil
dampak positif dari maraknya budaya asing yang menjadi trendsetter dan agar
tetap bisa menjaga kepribadian dan jati diri budaya bangsa dalam pergaulan.
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1.
Bagi
Mahasiswa Merupakan suatu bahan perluasan wawasan yang merupakan implementasi
dari nilai-nilai budaya. Dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya
memelihara budaya lokal ditengah berkembangnya budaya asing.
2.
Bagi
Dosen Dosen dapat melihat kemampuan mahasiswa dalam melakukan analisis terhadap
permasalah yang terjadi dalam nilai-nilai budaya di Indonesia.
3.
Bagi
Masyarakat Sebagai informasi mengenai perkembangan budaya yang masuk dan budaya
yang ada di Indonesia dan masukkan untuk penulisan lebih lanjut.
BAB II
Pembahasan
Perpindahan unsur-unsur kebudayaan
dapat terjadi tanpa disertai adanya proses perpindahan kelompok manusia atau
bangsabangsa dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal itu dapat terjadi dalam
proses perdagangan ataupun pelayaran, di mana para pedagang selain melakukan
transaksi dagang, juga memperkenalkan kebudayaan bangsa mereka. Demikian pula
yang dilakukan para penyebar agama. Agama Islam misalnya, masuk ke Indonesia
dibawa oleh pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia. Proses penyebaran
kebudayaan didominasi melalui jalur perdagangan laut, maka dari itu penduduk di
daerah pesisir memiliki kebudayaan campuran. Pengaruh kebudayaan asing yang
dibawa kaum pedagang ataupun pelaut banyak memengaruhi pola kebudayaan
masyarakat pribumi yang tinggal di daerah pesisir atau di sekitar pelabuhan
tempat mendaratnya pedagang asing. Pengaruh kebudayaan asing terhadap
kebudayaan lokal secara umum dapat dijumpai dalam bentuk sebagai berikut.
2.1 Pengaruh Budaya
Asing terhadap Sistem Religi / Kepercayaan
Bergesernya sistem religi yang
berakar pada kepercayaan tradisional menuju sistem religi yang berlandaskan
ajaran agama, merupakan contoh konkret adanya pengaruh kebudayaan asing
terhadap kebudayaan lokal. Bangsa Indonesia pada awalnya menganut sistem
kepercayaan kepada roh-roh leluhur maupun kekuatan gaib yang diwariskan secara
turun temurun. Namun, kini telah terkikis dengan adanya ajaran agama yang
menekankan kepada satu tujuan penyembahan yakni Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun
demikian bukan berarti sistem religi tradisional yang merupakan kebudayaan asli
bangsa Indonesia telah punah. Hal ini tampak dalam bentuk upacara adat
tradisional yang telah mengalami penyesuaian dengan sistem religi yang
berdasarkan agama. Misal: upacara sedekah laut, upacara sekaten, dan upacara yaqowiyu, merupakan
bentuk-bentuk kebudayaan yang menggabungkan unsur religi tradisional dengan
agama.
Gambar 1. Bagi masyarakat Surakarta dan Jogjakarta, sekatenan
merupakan bentuk kebudayaan asli suku bangsa Jawa yang telah dipadukan dengan
nuansa kebudayaan Islam. (Yuwono Sri Suwito/ jogjatv.tv)
2.2 Pengaruh Budaya
Asing terhadap Sistem Pengetahuan
Setiap suku bangsa memiliki sistem
pengetahuan yang membentuk unsur kebudayaan lokal. Sebelum unsur pengetahuan
kebudayaan asing memengaruhi kebudayaan lokal, nenek moyang kita telah mengenal
pengetahuan tentang kemaritiman, gejala alam, perubahan musim, berburu,
bercocok tanam sampai kepada pengetahuan tentang pengobatan tradisional.
Masuknya kebudayaan asing dengan membawa bentuk sistem pengetahuan yang lebih
modern telah mengubah cara pandang masyarakat terhadap keadaan alam sekitarnya.
Pengetahuan tradisional yang cenderung berlandaskan pada kemampuan intuitif
yang irasional berubah ke pola pemikiran yang lebih rasional. Misal: penemuan
obatobatan tradisional merupakan bentuk pengembangan pengetahuan tradisional
terhadap khasiat tumbuhan yang dipadukan dengan pengetahuan modern (ilmu
farmasi), sehingga menghasilkan obat yang alami dan bebas dari bahan kimia. Demikian
halnya pengaruh kebudayaan asing di bidang pengetahuan yang berkaitan dengan
cara bercocok tanam, telah mengubah pola kehidupan petani tradisional menjadi
lebih produktif.
2.3 Pengaruh Budaya
Asing terhadap Sistem Teknologi
Teknologi merupakan salah satu unsur
kebudayaan yang berkaitan dengan peralatan yang dipergunakan manusia untuk
mengubah keadaan sekitarnya maupun keadaan dirinya demi terpenuhinya kebutuhan
hidup. Sistem teknologi tradisional yang menjadi unsur kebudayaan lokal
menyangkut tentang:
a.
Alat-alat
produksi
b.
Senjata
c.
Wadah
d.
Alat
untuk menyalakan api
e.
Makanan
dan minuman
f.
Pakaian
dan perhiasan
g.
Tempat
berlindung atau rumah
h.
Alat-alat
transportasi
Masuknya kebudayaan asing banyak
memengaruhi teknologi tradisional yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan
manusia. Mekanisasi dalam pertanian, telah menggeser peralatan tradisional
dengan alat modern dalam pengolahan tanah. Hal itu membawa dampak terhadap
peningkatan produksi pertanian.
2.4 Pengaruh Budaya
Asing terhadap Sistem Kesenian
Dari waktu ke waktu kesenian
tradisional sebagai salah satu unsur kebudayaan lokal mulai ditinggalkan oleh
masyarakatnya terutama para generasi muda. Masuknya kesenian mancanegara yang
dirasa lebih menarik dan mewakili jiwa muda, banyak menggeser ruang gerak kesenian
tradisional. Salah satu upaya untuk mempertahankan kesenian tradisional agar
tetap lestari adalah dengan memadukan unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam
kesenian tradisional tersebut. Misal: kesenian musik campur sari, merupakan
bentuk kesenian yang memadukan unsur-unsur kesenian tradisional dengan
unsur-unsur kesenian modern. Pementasan seni pertunjukan tradisional, seperti:
lenong dan wayang kulit, banyak menyisipkan unsur-unsur kesenian modern untuk
menarik penonton khususnya kalangan anak muda.
2.5 Pengaruh Budaya
Asing terhadap Bahasa
Bahasa merupakan sistem perlambang
dalam komunikasi. Salah satu ciri suatu suku bangsa adalah memiliki bahasa
daerah yang merupakan bahasa komunikasi antar warga dalam kelompok suku bangsa
yang bersangkutan. Pengaruh kebudayaan asing terhadap perkembangan bahasa
daerah sangatlah besar. Terutama di daerah pesisir, di mana penduduknya banyak
berinteraksi dengan suku bangsa lain (asing) yang memiliki komposisi bahasa
yang berbeda dengan komposisi bahasa induknya. Misal: bahasa Jawa yang
diterapkan di daerah pesisir berbeda dengan bahasa Jawa yang ada di daerah
pedalaman. Secara umum, pengaruh kebudayaan asing khususnya dalam bahasa, bukan
menghilangkan bahasa lokal, namun justru memperkaya perbendaharaan kata dalam
bahasa lokal tersebut. Banyak kata-kata dalam bahasa Indonesia yang berasal
dari kata-kata bahasa asing yang telah diserap menjadi kosakata bahasa
Indonesia.
2.6 Pengaruh Budaya
Asing dalam Era Globalisasi
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad
ke-21, Indonesia telah memasuki era globalisasi. Kemajuan teknologi,
komunikasi, informasi, dan transportasi telah menyebabkan masuknya pengaruh
budaya dari seluruh penjuru dunia dengan cepat ke Indonesia. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses terbentuknya sistem
organisasi dan sistem komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Tujuannya
adalah untuk mengikuti sistem serta kaidah-kaidah yang sama. Pada era
globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui dengan
cepat oleh negara lain melalui media massa, seperti televisi, radio, surat
kabar atau internet. Globalisasi berlangsung melalui saluran-saluran tertentu,
seperti media massa, pariwisata internasional, lembaga perdagangan dan industri
internasional, serta lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Saluran-saluran
globalisasi, antara lain :
a. Media Massa
Arus globalisasi diperoleh melalui
media komunikasi massa, seperti radio, televisi, surat kabar, film, dan
internet. Globalisasi melalui media massa telah membuat dunia menjadi seolah-olah tanpa batas.
Melalui media massa, seperti televisi yang disiarkan dalam jaringan satelit,
peristiwa bencana Tsunami di Aceh pada tahun 2004 dapat diketahui di seluruh
dunia. Demikain juga dengan perkembangan internet yang telah memudahkan
perkembangan iptek dengan adanya kemudahan mengakses berbagai informasi dari
seluruh penjuru dunia dengan murah dan cepat. Selain itu, dalam arus
globalisasi, terjadi perubahan perilaku masyarakat di bidang mode pakaian,
peralatan hidup, dan makanan akibat pengaruh penyebaran informasi dari luar
negeri melalui media massa. Sebagai sarana pewarisan budaya pada era
globalisasi, media massa sangat berpengaruh dalam penyerapan budaya asing di
masyarakat yang bersifat positif dan negatif. Dampak positif budaya asing di
media massa adalah masuknya iptek yang menunjang kemajuan di segala bidang.
Pengaruh negatif budaya asing di media massa adalah terjadinya goncangan budaya
karena adanya individu yang tidak siap menerima perubahan dan pergeseran
nilai-nilai budaya dan adat istiadat.
b. Pariwisata Internasional
Berkembangnya sektor pariwisata
internasional juga berpengaruh terhadap penyebaran arus globalisasi. Kegiatan
pariwisata internasional yang melibatkan banyak negara dapat dilakukan dengan
mudah karena adanya kemajuan sarana transportasi dan telekomunikasi. Dengan
meningkatnya kebutuhan wisata antarnegara menyebabkan masuknya devisa yang
sangat dibutuhkan untuk membiayai pembangunan suatu negara. Dengan
berkembangnya sektor pariwisata internasional, seseorang dapat dengan mudah
berpergian dari satu negara ke negara lainnya.
c. Lembaga Perdagangan dan Industri Internasional
Globalisasi dalam perdagangan
internasional ditandai dengan adanya pasar bebas. Dalam era pasar bebas, setiap
negara akan berlomba-lomba mengembangkan keunggulan komparatifnya untuk menarik
para investor dari luar negeri. Era pasar bebas juga ditandai adanya kebebasan
kontak perdagangan antarnegara tanpa dibatasi hambatan fiskal dan tarif.
Walaupun setiap negara bebas untuk menjalin hubungan perdagangan, namun tetap
diperlukan suatu wadah kerja sama di bidang ekonomi. Misalnya, pendirian dewan
kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan dewan kerja sama ekonomi Amerika
Utara (NAFTA).
Arus globalisasi yang melanda seluruh
dunia mempunyai dampak bagi bidang sosial budaya suatu bangsa. Pada awalnya,
globalisasi hanya dirasakan di kota-kota besar di Indonesia. Namun dengan
adanya kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi globalisasi
juga telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Arus globalisasi yang
penyebarannya sangat luas dan cepat tersebut membawa dampak positif dan
negatif.
Dampak positif
globalisasi, antara lain sebagai berikut:
1.
Kemajuan
di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan
kehidupan manusia.
2.
Kemajuan
teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan
efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar
internasional.
3.
Kemajuan
teknologi memengaruhi tingkat pemanfaatan sumber daya alam secara lebih efisien
dan berkesinambungan.
4.
Kemajuan
iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai iptek sehingga bangsa Indonesia
mampu sejajar dengan bangsa lain.
Globalisasi juga
mempunyai dampak negative, antara lain sebagai berikut :
1.
Terjadinya
sikap mementingkan diri sendiri (individualisme) sehingga kegiatan gotong
royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai ditinggalkan.
2.
Terjadinya
sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan mengukur segala sesuatu
berdasarkan materi karena hubungan sosial dijalin berdasarkan kesamaan
kekayaan, kedudukan sosial atau jabatan. Akibat sikap materialisme, kesenjangan
sosial antara golongan kaya dan miskin semakin lebar.
3.
Adanya
sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan
nilai-nilai agama.
4.
Timbulnya
sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam masyarakat
diukur berdasarkan kekayaannya.
5.
Tersebarnya
nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai kesopanan dan budaya bangsa
melalui media massa seperti tayangan-tayangan film yang mengandung unsur
pornografi yang disiarkan televisi asing yang dapat ditangkap melalui antena
parabola atau situs-situs pornografi di internet.
6.
Masuknya
budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa, yang dibawa
para wisatawan asing. Misalnya, perilaku seks bebas (free sex).
Globalisasi juga mempunyai dampak
negatif, antara lain sebagai berikut. Gejala individualisme di perkotaan,
mobilitas penduduk yang tinggi serta efisiensi merupakan kebiasaan hidup
masyarakat kota yang telah terpengaruh budaya asing. Namun, tidak bisa
disangkal bahwa semua itu adalah karena pengaruh modernitas kehidupan manusia.
Kebutuhan manusia yang semakin beragam dan penghargaan atas waktu menjadikan
efisiensi dan kepraktisan sebagai sesuatu yang penting untuk manusia. Dengan
demikian, segala kebiasaan yang bersifat rumit disederhanakan agar lebih
efisien.
Di Indonesia, modernitas adalah salah
satu konsep yang menunjukkan adanya interaksi antara budaya lokal dan budaya
asing. Ciri-ciri modernitas adalah mobilitas sosial yang tinggi, efisiensi, dan
sikap individualisme. Hal-hal tersebut tidak bisa dipungkiri telah mempengaruhi
kehidupan manusia. Namun, setiap perubahan kebudayaan mempunyai dampak positif
dan negatif. Individualisme berdampak negatif apabila mendorong individu untuk
bekerja secara lebih produktif. Namun, di sisi lain individualisme juga
berdampak pada timbulnya sikap mementingkan diri sendiri. Selain itu, sebagai
dampak individualisme, kegiatan gotong royong dan bentuk-bentuk kelembagaan
sosial lainnya mulai diabaikan. Dengan demikian, modernitas tidaklah harus
dinilai secara positif atau negatif karena hal itu tergantung pada bagaimana
masyarakat dan individu memberikan penilaian sesuai dengan konteks
kebudayaannya.
Namun, sebenarnya kemodernan tidak
bisa dijadikan alasan untuk mengabaikan nilai-nilai kebersamaan, empati, dan
solidaritas sosial. Oleh karena itu, setiap individu harus memiliki kesadaran
untuk tetap menghargai nilai-nilai tersebut. Perwujudan nilai-nilai kebersamaan
dan solidaritas sosial dalam masyarakat memang tidak bisa diterapkan secara
kaku. Misalnya, lebih sulit untuk menerapkan sikap tersebut di dalam masyarakat
perkotaan. Hal itu disebabkan sikap individualisme dan budaya materialisme yang
lebih tinggi pada masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, perwujudan sikap
empati sosial di dalam masyarakat perkotaan tidak bisa diterapkan dengan meniru
kebersamaan masyarakat di daerah pedesaan. Perwujudan sikap empati sosial
tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk membantu sesama yang
mengalami musibah bencana alam. Contohnya pada saat terjadinya bencana tsunami
di Aceh, gempa Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan bencana banjir di
Jakarta tahun 2007, sika kegotong-royongan dan kebersamaan diwujudkan warga masyarakat
dalam berbagai bentuk kegiatan sosial untuk meringankan penderitaan korban
bencana alam.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan asing menjadi baik bagi
kebudayaan nasional ketika kebudayaan asing mampu memberi masukan kebudayaan
yang sesuai dengan kepribadian kebudayaan nasional. Selain itu, kebudayaan
nasional menjadi menguntungkan bagi kebudayaan nasional ketika mampu
menyumbangkan nilai lebih bagi kebudayaan nasional. Kebudayaan asing menjadi
berguna bagi kebudayaan nasional manakala kebudayaan asing tersebut diterima di
dalam insan pelaku kebudayaan nasional. Salah satu contoh kebudayaan asing yang
memberi masukan kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian nasional adalah
agama. Banyak agama yang masuk ke Indonesia sesuai dengan kepribadian bangsa,
sehingga hampir seluruh agama yang masuk ke Indonesia dapat berkembang dengan
baik. Sementara itu, salah satu contoh kebudayaan asing yang memberi nilai
lebih bagi kebudayaan nasional adalah masuknya teknologi tinggi bagi Indonesia.
Teknologi mampu membantu manusia pada segala bidang. Nilai lebih didapatkan
karena teknologi asing mampu memberi bantuan bagi keseharian hidup manusia.
Adapun salah satu contoh kebudayaan asing yang berguna bagi kebudayaan nasional
adalah lemari es. Lemari es berguna menampung, mendinginkan, membekukan, dan
mengawetkan sesuatu.
3.2 Saran
Setiap warga negara, dalam
kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek- aspek budaya baik yang
lokal maupun asing. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung
atau tidak langsung dengan praktik-praktik budaya. Maka diharapkan kepada warga
negara yang berbudaya berpartisipasi dan berorientasi setia atau mendukung
budaya lokal yang ada.
Daftar Pustaka
Indirayawati, E. 2009. Antropologi 1 : Untuk Kelas XI SMA dan
MA. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta. p. 137
Lies, S. dan Budiarti, A. C. 2009. Antropologi Jilid 1 :
Untuk Kelas XI SMA dan MA. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen
Pendidiskan Nasional, Jakarta. p. 137
No comments:
Post a Comment